Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD tak hanya memiliki ide agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membangun Kebun Koruptor untuk menampung para pencuri uang negara tersebut, bahkan mantan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga sempat berpikiran agar koruptor muslim yang meninggal tidak dishalatkan.
Mahfud menilai, hal itu sebagai hukuman yang pantas sebab koruptor merupakan penjahat besar yang tindakannya menyengsarakan rakyat karena hanya mementingkan diri sendiri. Sehingga jenazah para koruptor itu tak layak lagi untuk dishalatkan sebagai ritual agama.
“Usul itu (koruptor muslim meninggal tak usah dishalatkan) pernah disampaikan dan didukung para ulama, tapi orang tetap pesimis. Sebab, nanti para koruptor itu bisa menyuap orang agar kalau mati dishalatkan,” kata Mahfud, Senin (28/11/2011).
Karena itulah, setelah berpikir keras, bahkan sempat putus asa untuk memberikan hukuman yang cocok buat koruptor, mantan Menteri Pertahanan itu kemudian menemukan ide gila tentang dibentuknya kebun koruptor dan tidak menshalatkan para koruptor itu. “Dipermalukan saja, bagaimana kalau kita membangun kebun koruptor saja. Isinya para koruptor yang bisa dilihat sebagai objek rekreasi bagi anak-anak sekolah,” tuturnya.
Hanya saja, Mahfud mengaku usul mengenai kebun koruptor itu sebenarnya diungkapkan secara bercanda saja di hadapan puluhan siswa SMA dalam sebuah acara di gedung Djoeang Menteng Jakarta Pusat. Tapi, ternyata ide tersebut mendapat dukungan penuh dari para peserta acara itu, yang juga mengaku geregetan dengan para koruptor. Ia menyadarai, usul itu lebih menghukum koruptor.
“Makanya, tentu saya tak perlu mengusulkan resmi ke KPK. Sebab, itu (ide, Red) hanyalah bagian improvisasi dari sambutan saya yang isinya (sambutan) dalam acara itu lebih serius,” tegas Mahfud, dimuat Sumut Pos.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsudin, sangat mengapresiasi ide tersebut. Menurutnya, ide yang dilontarkan mantan anggota Komisi III DPR itu cukup menarik untuk dipertimbangkan.
“Itu menarik ya, belakangan ini dia (Mahfud, Red) selalu tampil dengan diksi menggelitik yang selalu saya setuju, walaupun pada akhirnya saya pikir kalau hanya sekadar kebun terkesan terlalu enak,” ujarnya, usai menghadiri sebuah diskusi, di kantor PP Muhammadiyah.
Karena, lanjut Din, kebun itu dikenal sebagai tempat tanaman atau pohon yang rindang, yang setiap pengunjung bisa menikmati kerindangan tersebut atau sekadar berteduh di bawahnya (pohon, Red). Sehingga usulan tema kebun itu serasa masih positif.
”Walau tidak dikaitkan dengan kebun binatang, tema kebun itu masih terkesan positif. Tetapi, pada prinsipnya saya setuju usulan itu. Jadi nanti kan bisa menjadi tempat rekreasi, sehingga waktu hari raya Idul Fitri banyak orang yang kesana (kebun koruptor) untuk menikmati pemandangan sekaligus bersilaturrahmi,” candanya, sembari tersenyum.
Din mengaku, pihaknya cukup paham maksud Ketua MK dengan mengusulkan ide tersebut.
0 comments:
Post a Comment