---------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
Kiport:
--------------------------------------------------------------------------------------------
Dari judulnya saja terkesan bukan film nasional, tapi 'thriller' ini memberikan kesan dikerjakan secara matang.
Film berdurasi 96 menit ini, diproduksi oleh VL Production di mana gala premiere-nya diselenggarakan di Epicentrum XXI pada tanggal 25 Oktober 2011 lalu. Merupakan film keempat bagi Affandi Abdul Rachman yang diawali dengan Pencarian Terakhir di tahun 2008 dan menyusul satu judul setiap tahunnya kemudian.
Adapun jajaran bintang yang mendukung film ini antara lain Cathy Sharon sebagai Julie, Bella Esperance sebagai Madame Rita, Endy Arfian sebagai Januar, Mike Lucock sebagai Yadi dan Wanda Nizar sebagai Dwi.
Ceritanya Julie adalah seorang guru privat untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Setelah mengajar Angie, muridnya yang autis ringan, Julie ingin istirahat sejenak untuk menjernihkan pikiran dan mengatasi trauma atas kecelakaan yang terjadi pada orang tuanya. Namun, Nyonya Rita meminta Julie untuk memberikan pelajaran les privat kepada cucunya, Januar. Guru sebelumnya telah hilang. Ketika Julie mengetahui bahwa orang tua Januar juga tewas dalam kecelakaan, ia merasa empati dan setuju untuk menjadi guru Januar selama sebulan dan menahan ia dari rencana bepergiannya. Namun, apa yang Julie alami di rumah tersebut menjadi jauh dari yang ia bayangkan. Sebuah rahasia yang sangat gelap tersembunyi di dalam rumah itu. Kehidupan Julie pun terancam selamanya.
Begitu mengetahui proyek ini akan digarap di awal kuartal kedua tahun 2011, rasanya tak sabar untuk menunggu penayangannya. Penonton di negeri sendiri harus menunggu berbulan-bulan, karena produksi pertama VL Production ini melanglang buana terlebih dahulu hingga ke Puchon International Fantastic Film Festival di bulan Juni lalu. Festival Film Puchon saat ini sudah memasuki gelaran ke-15. Setiap tahun sekitar 200 film diputar dan The Perfect House Review Film Indonesia dikunjungi oleh 107.000 penonton serta 250 jurnalis dari seantero dunia. Sekedar mengingatkan, bahkan film karya Joko Anwar yakni Pintu Terlarang mencatatkan prestasi sebagai Film Terbaik di festival tersebut.
Trio penulis Alim Sudio, Affandi Abdul Rachman dan Vera Lasut menggarap sebuah thriller psikologis yang hanya memfokuskan diri pada kompleksitas 3 karakter utamanya saja di sebuah rumah kuno terpencil. Hal ini memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk fokus menguatkan karakter para tokohnya.
Kembalinya Bella ke kancah perfilman nasional cukup gemilang. Peran Madame Rita diekspresikannya dengan meyakinkan berkat aksen Indo-Belanda yang tegas dan lugas. Ekspresi wajah dengan lirikan matanya terlihat konsisten di sepanjang film sebagai sosok yang ditakuti. Sedangkan Cathy menjiwai peran Julie dengan baik, tokoh Ibu Guru yang lembut dan pelindung. Segala upayanya untuk melawan norma-norma yang berlaku di dalam rumah tersebut cukup memikat.
Penampilan si kecil Endy yang baru berusia 10 tahun layak diberikan apresiasi. Sangatlah wajar menyimak emosinya yang cenderung turun naik, namun tingkah laku apa adanya dan mata berbinar lugu Januar mampu membuat penonton dipaksa fokus. Usaha Mike yang utuh dengan mengandalkan bahasa tubuh menutupi fakta bahwa karakter Yadi sangatlah minim dialog. Apresiasi khusus juga layak diberikan pada pemeran tokoh Dwi, Wanda Nizar yang secara tak diduga sakit dan kemudian meninggal dunia seminggu sebelum filmnya beredar.
Sutradara Affandi memang bisa dikatakan berhasil bekerjasama dengan Faozan Rizal dan Benny Lauda dalam menjaga kesinambungan sinematografi indah dengan tata artistik dinamis lewat tampilan interior rumah yang bergaya jadul itu, serta mampu mendukung atmosfer yang ingin dibangun sebagai panggung bercerita. Sisi kekurangan film ini mungkin ada pada editing beberapa adegan yang terasa diputus begitu saja, misalnya saat Julie bersembunyi di kamar Madame Rita, tanpa penjelasan adegan lebih lanjut. Lalu score atau ilustrasi musik yang dipercayakan kepada Aghi Narottama dan Bemby Gusti tak bisa diabaikan begitu saja karena menghasilkan score yang bermutu dalam arti memunculkan suasana yang menghidupkan film ini secara utuh..
Tak pelak lagi The Perfect House merupakan thriller lokal terbaik di sepanjang tahun 2011 yang banyak diisi oleh komedi horor. Kinerja berbagai departemen yang saling bersinergi mampu menghadirkan tontonan menarik yang wajib disaksikan.
0 comments:
Post a Comment