---------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
Kiport:
--------------------------------------------------------------------------------------------
TAMAN Nasional Komodo mendekati terpilih sebagai satu dari tujuh keajaiban baru dunia dalam ajang New 7 Wonders.
Hingga kemarin taman nasional yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu menempati posisi ketiga dari 28 finalis.
Hingga kemarin taman nasional yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu menempati posisi ketiga dari 28 finalis.
Kabar itu semestinya membahagiakan kita semua. Pulau Komodo bakal makin tersohor di seantero jagat dan menjadi tujuan wisata dunia. Pariwisata NTT bakal meningkat. Ekonomi masyarakat juga menggeliat.
Oleh karena itu, aneh ketika Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tiba-tiba mempersoalkan keikutsertaan komodo dalam ajang New 7 Wonders.
Aneh karena justru kementerian yang dulu bernama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata itulah yang menyodorkan komodo untuk berlaga di arena New 7 Wonders. Pada 2008, kementerian yang saat itu dipimpin Jero Wacik bahkan mendaftarkan diri sebagai official supporting committee.
Setelah melalui proses seleksi oleh panitia, komodo lolos sebagai salah satu dari 28 finalis. Pemerintah sempat tertarik ketika panitia New 7 Wonders menawari Indonesia menjadi tuan rumah deklarasi pemenang dengan membayar biaya penyelenggaraan sebesar Rp400 miliar.
Namun, Menteri Jero Wacik mengurungkan niat menjadi tuan rumah karena menilai biaya sebesar itu terlampau mahal. Buntutnya panitia mengancam mencoret komodo dari daftar finalis. Pengacara Kementerian Pariwisata Todung Mulya Lubis mengirim surat protes kepada panitia.
Pemerintah Indonesia kemudian menarik komodo dari ajang New 7 Wonders. Namun, panitia tetap memasukkan komodo sebagai finalis. Panitia hanya mencoret pemerintah Indonesia sebagai official supporting committee.
Di tengah kekosongan panitia pendukung, Komunitas Penggalangan Pemenangan Komodo mendaulat mantan Wapres Jusuf Kalla sebagai Duta Komodo. Kalla kemudian bergerilya mengampanyekan komodo. Masyarakat Indonesia pun berbondong-bondong mendukung komodo melalui pesan singkat.
Di saat masyarakat bersemangat mendukung komodo itulah tiba-tiba pemerintah berteriak mempersoalkan ajang New 7 Wonders dengan cerita lama, yakni kredibilitas panitia diragukan.
Pertanyaannya mengapa pemerintah tempo hari menyodorkan komodo kepada panitia yang tidak kredibel itu? Apakah tidak cukup kredibel New 7 Wonders yang pada 2007 sukses menyelenggarakan tujuh keajaiban dunia buatan manusia? Kurang kredibelkah New 7 Wonders yang pada 2000 berhasil membuat orang Indonesia berteriak karena Candi Borobudur kalah sebagai tujuh keajaiban dunia?
Jangan-jangan itu hanya ungkapan penyesalan pemerintah yang kehilangan muka karena seorang Jusuf Kalla mampu menggalang dukungan rakyat.
Yang jelas, masyarakat Indonesia menganggap teriakan pemerintah itu seperti penghangat cerita basi belaka. Buktinya rakyat terus mendukung Pulau Komodo sehingga hanya dalam hitungan jam, kemarin, posisinya melesat dari urutan kelima ke urutan ketiga.
0 comments:
Post a Comment