Warning !!! Tolong Baca Sampai Habis Yach .
1.Keyakinan Diri yang Positif
Pola yang berkebalikan dari pola sukses. Berarti orang gagal itu:
Nah, ini jadi bahan introspeksi kita bersama. Berada di pola mana hidup kita? Pola sukses atau pola gagal? Berada di tahap mana pada pola tersebut?
Semoga Bermanfaat.
Sukses tercapai oleh sebuah pola sederhana. Siapapun yang bisa
menjalankan pola ini, maka sukses jadi kenyataan. Siapa yang cepat
menjalankan polanya, suksesnya pun diraih cepat.
Kondisi awal, memang berpengaruh, tapi tidak lebih menentukan dari proses menjalankan polanya.
Orang miskin dan orang kaya lebih cepat mana meraih sukses? Bila hanya menghitung kondisi awal, maka orang kaya jawabannya. Tapi penentunya bukan kondisi awal, tapi proses menjalankan polanya. Orang miskin yang lebih cepat menjalankan pola sukses dari orang kaya, akan meraih sukses lebih cepat pula.
Kondisi awal, memang berpengaruh, tapi tidak lebih menentukan dari proses menjalankan polanya.
Orang miskin dan orang kaya lebih cepat mana meraih sukses? Bila hanya menghitung kondisi awal, maka orang kaya jawabannya. Tapi penentunya bukan kondisi awal, tapi proses menjalankan polanya. Orang miskin yang lebih cepat menjalankan pola sukses dari orang kaya, akan meraih sukses lebih cepat pula.
1.Keyakinan Diri yang Positif
Segalanya berawal dari sini. Ini citra diri anda. Self image.
Ini berkaitan dengan bagaimana anda meyakini diri anda sendiri? Apakah
anda manusia yang dilahirkan untuk sukses atau untuk gagal? Anda orang
baik atau orang buruk? Anda ganteng / cantik atau buruk rupa? Anda
layak kaya atau layak miskin? Anda merasa sebagai orang kelas bawah,
kelas menengah atau kelas atas? Ketika berhadapan dengan orang lain,
anda merasa diri anda di atas, sejajar atau di atasnya? Juga berkaitan
dengan anda merasa diri anda pengikut yang baik atau pemimpin yang
hebat? Merasa punya semua bakat dan potensi yang dibutuhkan atau
tidak?
Nah, kesuksesan diawali dari keyakinan positif atas diri sendiri. Anda yakin anda dilahirkan untuk sukses. Anda orang baik. Anda ganteng / cantik. Anda layak kaya dan menjadi orang kelas atas. Anda percaya diri berhadapan dengan orang lain. Tidak rendah diri. Tidak juga sombong. Anda layak menjadi pemimpin hebat. Anda pun yakin sekali anda dianugerahi bakat dan potensi yang cukup untuk meraih sukses yang anda inginkan.
Kenapa ini penting? Karena hanya orang yang yakin bahwa dirinya layak sukses yang akan meraih sukses itu. Iya kan?
Nah, kesuksesan diawali dari keyakinan positif atas diri sendiri. Anda yakin anda dilahirkan untuk sukses. Anda orang baik. Anda ganteng / cantik. Anda layak kaya dan menjadi orang kelas atas. Anda percaya diri berhadapan dengan orang lain. Tidak rendah diri. Tidak juga sombong. Anda layak menjadi pemimpin hebat. Anda pun yakin sekali anda dianugerahi bakat dan potensi yang cukup untuk meraih sukses yang anda inginkan.
Kenapa ini penting? Karena hanya orang yang yakin bahwa dirinya layak sukses yang akan meraih sukses itu. Iya kan?
2.Melakukan Keharusan.
Langkah kedua adalah melakukan keharusan. Dari keharusan yang mendasar
dan sederhana sampai melakukan keharusan yang sulit dan rumit.
Keharusan – yang paling sederhana sekalipun – biasanya tidak
menyenangkan. Tapi sangat baik bila dilakukan.
Keharusan ini bersifat seperti imunisasi. Bayi harus diimunisasi. Ini sebuah keharusan. Sakit rasanya, tapi menguatkan. Sedih melihatnya, tapi harus melakukannya. Resiko lebih besar harus ditanggung bila keharusan ini tak dilakukan.
Setiap orang harus bangun pagi-pagi. Setiap orang harus berolahraga. Setiap orang harus makan makanan sehat dan bergizi. Setiap orang harus bisa mengurus dirinya sendiri. Setiap orang harus bisa berpikir. Setiap orang harus bisa memecahkan masalah. Setiap orang harus terus belajar. Itulah beberapa keharusan yang mendasar.
Bila anda karyawan, anda harus disiplin. Taat aturan. Betapa pun aturan itu membuat anda kesal. Bila anda pebisnis, anda harus punya nilai lebih. Betapa pun sulitnya memiliki nilai lebih itu. Bila anda atlet, anda harus keras berlatih. Meski itu melelahkan.
Nah, bisakah anda meraih sukses bila anda tak bisa melakukan keharusan anda? Tidak!!! 100% tidak bisa sukses.
Keharusan ini bersifat seperti imunisasi. Bayi harus diimunisasi. Ini sebuah keharusan. Sakit rasanya, tapi menguatkan. Sedih melihatnya, tapi harus melakukannya. Resiko lebih besar harus ditanggung bila keharusan ini tak dilakukan.
Setiap orang harus bangun pagi-pagi. Setiap orang harus berolahraga. Setiap orang harus makan makanan sehat dan bergizi. Setiap orang harus bisa mengurus dirinya sendiri. Setiap orang harus bisa berpikir. Setiap orang harus bisa memecahkan masalah. Setiap orang harus terus belajar. Itulah beberapa keharusan yang mendasar.
Bila anda karyawan, anda harus disiplin. Taat aturan. Betapa pun aturan itu membuat anda kesal. Bila anda pebisnis, anda harus punya nilai lebih. Betapa pun sulitnya memiliki nilai lebih itu. Bila anda atlet, anda harus keras berlatih. Meski itu melelahkan.
Nah, bisakah anda meraih sukses bila anda tak bisa melakukan keharusan anda? Tidak!!! 100% tidak bisa sukses.
3.Membentuk Kebiasaan Positif.
Langkah ketiga adalah hasil langkah kedua yang benar-benar jelas, terus
dilakukan berulang-ulang secara konsisten. Setiap orang harus bangun
pagi. Maka pagi bisa berarti pukul empat, lima, enam, tujuh, delapan
atau bahkan sembilan. Bila anda bangun tidur pukul empat di hari Senin,
pukul tujuh di hari Selasa, pukul lima di hari Rabu, pukul delapan di
hari Kamis, maka anda baru melakukan keharusan. Keharusan anda belum
menjadi kebiasaan. Ketika anda secara konsisten – setiap hari – bangun
pukul empat, itulah kebiasaan. Sebuah kebiasaan positif harus
benar-benar jelas.
Ketika melihat orang kecelakaan, anda sigap membantu. Anda melakukan keharusan anda. Tapi hal ini tak terjadi setiap hari, kan? Maka ini bukan kebiasaan. Mematikan lampu yang tak digunakan adalah keharusan. Selalu mematikan lampu yang tak digunakan adalah kebiasaan. Nah, keharusan dan kebiasaan dibedakan oleh satu kata saja : selalu. Satu kata yang benar-benar sangat menentukan.
Keyakinan positif, Melakukan keharusan dan Membentuk kebiasaan positif adalah fondasi sukses anda. Ia seperti batu, pasir dan semen dalam fondasi rumah. Salah satu kurang, fondasi tak kuat. Rumah tak bisa dibangun di atas fondasi yang rapuh. Sukses pun begitu. Hanya bisa diraih bila fondasinya kuat.
Ketika melihat orang kecelakaan, anda sigap membantu. Anda melakukan keharusan anda. Tapi hal ini tak terjadi setiap hari, kan? Maka ini bukan kebiasaan. Mematikan lampu yang tak digunakan adalah keharusan. Selalu mematikan lampu yang tak digunakan adalah kebiasaan. Nah, keharusan dan kebiasaan dibedakan oleh satu kata saja : selalu. Satu kata yang benar-benar sangat menentukan.
Keyakinan positif, Melakukan keharusan dan Membentuk kebiasaan positif adalah fondasi sukses anda. Ia seperti batu, pasir dan semen dalam fondasi rumah. Salah satu kurang, fondasi tak kuat. Rumah tak bisa dibangun di atas fondasi yang rapuh. Sukses pun begitu. Hanya bisa diraih bila fondasinya kuat.
4.Membentuk Kebiasaan Produktif
Kebiasaan produktif berbeda dengan kebiasaan positif. Kebiasaan positif
berarti tidak negatif, tidak merugikan, dan menyenangkan, tapi tidak
menghasilkan kemajuan secara langsung. Kesuksesan diraih secara
langsung oleh kebiasaan produktif.
Membaca buku itu positif. Apakah produktif? Tidak. Menulis buku lah yang produktif. Hasilnya jelas sebuah buku. Anda mungkin berpendapat, membaca buku kan menghasilkan pengetahuan. Jadi ada hasilnya. Ada produknya. Anda benar. Tapi produknya masih di tahap mental, bukan fisikal. Maka bila baru di tahap mental, belum bisa dikatakan produktif. Secara mental, anda bisa sangat paham tentang penjualan. Produktif? Belum. Jadi produktif bila anda telah menjual sesuatu. Dan sesuatu yang anda jual itu ada yang beli.
Apakah ini membuat produktif lebih penting dari positif? Jelas tidak. Anda akan sangat sulit untuk bisa produktif, bila anda tidak positif.
Membaca buku itu positif. Apakah produktif? Tidak. Menulis buku lah yang produktif. Hasilnya jelas sebuah buku. Anda mungkin berpendapat, membaca buku kan menghasilkan pengetahuan. Jadi ada hasilnya. Ada produknya. Anda benar. Tapi produknya masih di tahap mental, bukan fisikal. Maka bila baru di tahap mental, belum bisa dikatakan produktif. Secara mental, anda bisa sangat paham tentang penjualan. Produktif? Belum. Jadi produktif bila anda telah menjual sesuatu. Dan sesuatu yang anda jual itu ada yang beli.
Apakah ini membuat produktif lebih penting dari positif? Jelas tidak. Anda akan sangat sulit untuk bisa produktif, bila anda tidak positif.
5. Berkompetisi.
Kebiasaan produktif akan menghantarkan anda pada sukses. Tetapi untuk
bisa bertahan dalam kesuksesan, anda harus siap dan mampu berkompetisi.
Tanpa ini, sukses hanya sekejap. Orang sukses adalah orang yang
senang berkompetisi. Bersemangat ketika ada saingan. Terpacu ketika
ada lawan. Tetap rendah hati ketika menang. Segera bangkit ketika
dikalahkan. Maka keyakinan, pelaksanaan keharusan, kebiasaan positif
dan kebiasaan produktif benar-benar diuji. Inilah ujian sebenarnya dari
sebuah kesuksesan.
"Meraih sukses sulit. Mempertahankan
kesuksesan jauh lebih sulit. Maka sadari lah bahwa semua kesulitan itu
memang sebuah kelayakan untuk orang hebat seperti anda"
Bagaimana dengan kegagalan? Ternyata, gagal pun membentuk sebuah pola.
Pola yang berkebalikan dari pola sukses. Berarti orang gagal itu:
- Keyakinan pada dirinya sendiri negatif.
- Tidak melakukan keharusannya, malah asyik melakukan kesenangan.
- Terbentuk kebiasaannya yang negatif.
- Terbentuk kebiasaannya yang merusak.
- Menyerah kalah sebelum berkompetisi.
Nah, ini jadi bahan introspeksi kita bersama. Berada di pola mana hidup kita? Pola sukses atau pola gagal? Berada di tahap mana pada pola tersebut?
Semoga Bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment